MAKALAH
Perkembangan
Kognitif Peserta Didik Pada Usia Remaja dan Dewasa
“Diajukan untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Pendidikan Lingkungan untuk SD”
Dosen Mata Kuliah : Ibu Mariah
Ulfah,S.pd.
Disusun Oleh :
Kelompok
: 6
Prodi
: PGSD 1B
Lina
Susilawati 1386210058
Yuliawati 1386210088
Rahayu 1386210083
Setia Ambarsari 1386210072
Dea Fahmi
Alfarizi 1386210048
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP
SUBANG
2013
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan mengacu
pada bagaimana seorang tumbuh, beradaptasi, dan berubah disepanjang perjalanan
hidupnya. Orang tumbuh, beradaptasi, dan berubah melalui perkembangan fisik,
perkembangan kepribadian, perkembangan sosioemosional (sosial dan emosi),
perkembangan kognitif (berpikir), dan perkembangan manusia menurut teori Piaget
(kognitif dan moral) serta teori perkembangan kognitif menurut Lev Vygotsky.
Setidaknya ada lima faktor yang dapat memengaruhi kinerja peserta didik kita,
yaitu lingkungan keluarga, atmosfer persekawanan, sumber daya sekolah,
kecerdasan yang berasal dari dalam diri sendiri, dan aksesibilitas pencapaian
informasi.
Peserta didik adalah
makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya
masing-masing, mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju
kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.
Didalam pandangan yang lebih modern
anak didik tidak hanya dianggap sebagai objek atau sasaran pendidikan, melainkan
juga mereka harus diperlukan sebagai subjek pendidikan, diantaranya adalah
dengan cara melibatkan peserta didik dalam memecahkan masalah dalam proses
belajar mengajar. Berdasarkan pengertian ini, maka anak didik dapat dicirikan
sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan
pengarahan.Dasar-dasar kebutuhan anak untuk memperoleh pendidikan, secara
kodrati anak membutuhkan dari orang tuanya. (Rustiani:2010)
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar
belakang perkembangan kognitif pada usia remaja dan tua, dapat kita ambil
masalah-masalah yang mendasar terhadap perkembangan kognitif, antara lain:
1.
Apa pengertian perkembangan kognitif ?
2.Bagaimana
proses perkembangan kognitif pada usia remaja dan tua ?
3.Apa
saja karakteristik perkembangan kognitif dan tahap - tahapnya?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah perkembangan kognitif , tujuan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian perkembangan kognitif .
2. Mengetahui proses perkembangan kognitif pada usia
remaja dan tua.
3. Mengetahui
karakteristik perkembangan kognitif dan tahap-tahapnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perkembangan Kognitif
Istilah
“Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian, mengerti.
Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan
saraf pada waktu manusia sedang berpikir (Gagne dalam Jamaris, 2006).
Pengertian yang luasnya cognition
(kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan (Neisser,
1976).
Menurut para ahli jiwa aliran
kognitifis, tingkah laku seseorang/anak itu senantiasa didasarkan pada kognisi,
yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu
terjadi.
Dalam pekembangan selanjutnya,
kemudian istilah kognitif ini menjadi
populer sebagai salah satu wilayah psikologi manusia / satu konsep umum yang
mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang
berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan, menyangka,
pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan,
pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan. Termasuk
kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi (kehendak)
dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan rasa.
Teori
perkembangan kognitif piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan bagaimana
anak beradaptasi dengan dan mengiterprestasikan obyek dan kejadian-kejadian di
sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri – ciri dan fungsi dari objek –
objek, seperti mainan, perabot dan makanan, serta objek-objek sosial seperti
diri, orang tua, teman. Bagaimana cara anak belajar mengelompokkan objek-objek
untuk mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya, untuk memahami
penyebab terjadinya perubahan dalam objek-objek atau peristiwa-peristiwa, dan
untuk membentuk perkiraan tentang objek dan peristiwa tersebut.
Piaget
memandang bahwa anak memainkan peran aktif didalam menyusun pengetahuannya
mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi walaupun proses berfikir
dan konsepsi anak mengenai realitas telah dimodifikasikan oleh pengalamannya
dengan dunia sekitar dia, namun anak juga berperan aktif dalam
menginterprestasikan informasi yang ia peroleh dari pengalaman, serta dalam
mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi mengenai dunia yang telah ia
punya (Hetherington & Parke, 1975).
(Candra:2013)
2.2 Perkembangan
Kognitif Pada Remaja
Remaja adalah masa
peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami
masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya.
Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau
bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.
Remaja Istilah
adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan
mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa
ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk
golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Hal senada diungkapkan
oleh Santrock (2003: 26) bahwa adolscene diartikan
sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang
mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia
remaja yang umum digunakan oleh
para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini
biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18
tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi
Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu
masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja
pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita,
2006: 192). (Haryanto:2013)
Perkembangan kognitif remaja
merupakan sebuah titik perkembangan yang sangat penting. Kognitif dalam konteks
ilmu psikologi sering didefenisikan secara luas mengenai kemampuan berpikir dan
mengamati, suatu perilaku yang mengakibatkan seseorang memperoleh pengertian
atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengertian. Salah satu tugas
perkembangan remaja yang harus dilaluinya adalah mampu berpikir secara lebih
dewasa dan rasional, serta memiliki pertimbangan yang lebih matang dalam
menyelesaikan masalah. Dengan kata lain remaja harus memiliki kemampuan
intelektual serta konsepsi yang dibutuhkan untuk menjadi masyarakat yang baik
(Soetjiningsih, 2004).(tersedia:http://www.psychologymania.com/2012/11/perkembangan-kognitif-remaja.html)
·
Karakteristik
Kognitif Remaja
Perkembangan sosial anak telah dimulai
sejak bayi, kemudian pada masa kanak-kanak dan selanjutnya pada masa remaja.
Hubungan sosial anak pertama-tama masing sangat terbatas dengan orang tuanya
dalam kehidupan keluarga, khususnya dengan ibu dan berkembang semakin meluas
dengan anggota keluarga lain, teman bermain dan teman sejenis maupun lain jenis
(dalam Rita Eka Izzaty dkk, (2008: 139). Berikut ini akan dijelaskan mengenai
hubungan remaja dengan teman sebaya dan orang tua.
1) Hubungan dengan Teman Sebaya
Menurut Santrock (2003: 219) teman sebaya (peers)
adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang
sama. Jean Piaget dan Harry Stack Sullivan (dalam Santrock, 2003: 220)
mengemukakan bahwa anak-anak dan remaja mulai belajar mengenai pola hubungan
yang timbal balik dan setara dengan melalui interaksi dengan teman sebaya.
Mereka juga belajar untuk mengamati dengan teliti minat dan pandangan teman
sebaya dengan tujuan untuk memudahkan proses penyatuan dirinya ke dalam aktifitas
teman sebaya yang sedang berlangsung. Sullivan beranggapan bahwa teman
memainkan peran yang penting dalam membentuk kesejahteraan dan perkembangan
anak dan remaja. Mengenai kesejahteraan, dia menyatakan bahwa semua orang
memiliki sejumlah kebutuhan sosial dasar, juga termasuk kebutuhan kasih saying
(ikatan yang aman), teman yang menyenangkan, penerimaan oleh lingkungan sosial,
keakraban, dan hubungan seksual.
Ada beberapa beberapa strategi yang tepat untuk mencari teman
menurut Santrock (2003: 206) yaitu :
a)
Menciptakan interaksi sosial yang baik dari mulai menanyakan nama,
usia, dan aktivitas favorit.
b)
Bersikap menyenangkan, baik dan penuh perhatian.
c)
Tingkah laku yang prososial seperti jujur, murah hati dan mau bekerja sama
d)
Menghargai diri sendiri dan orang lain.
e) Menyediakan
dukungan sosial seperti memberikan pertolongan, nasihat, duduk
berdekatan,berada dalam kelompok yang sama dan menguatkan satu sama lain dengan
memberikan pujian.
Ada beberapa dampak apabila terjadi
penolakan pada teman sebaya. Menurut Hurlock (2000: 307) dampak negatif dari
penolakan tersebut adalah :
a) Akan
merasa kesepian karena kebutuhan social mereka tidak terpenuhi.
b) Anak merasa tidak bahagia
dan tidak aman.
c) Anak
mengembangkan konsep diri yang tidak menyenangkan, yang dapat menimbulkan
penyimpangan kepribadian
d) Kurang
mmemiliki pengalaman belajar yang dibutuhkan untuk menjalani proses sosialisasi.
e) Akan
merasa sangat sedih karena tidak memperoleh kegembiraan yang dimiliki teman
sebaya mereka.
f)
Sering mencoba memaksakan diri untuk memasuki kelompok dan ini akan
meningkatkan penolakan kelompok terhadap mereka semakin memperkecil peluang
mereka untuk mempelajari berbagai keterampilan
g) Akan
hidup dalam ketidakpastian tentang reaksi social terhadap mereka, dan ini akan menyebabkan
mereka cemas, takut, dan sangat peka.
h) Sering
melakukan penyesuaian diri secara berlebihan, dengan harapan akan meningkatkan penerimaan
sosial mereka.
Sementara itu, Hurlock (2000: 298)
menyebutkan bahwa ada beberapa manfaat yang diperoleh jika seorang anak dapat
diterima dengan baik. Manfaat tersebut yaitu:
a) Merasa senang dan aman.
b) Mengembangkan
konsep diri menyenangkan karena orang lain mengakui mereka.
c) Memiliki
kesempatan untuk mempelajari berbagai pola prilaku yang diterima secara social dan
keterampilan sosial yang membantu kesinambungan mereka dalam situasi sosial.
d)
Secara mental bebas untuk mengalihkan perhatian meraka ke luar dan untuk
menaruh minat pada orang atau sesuatu di luar diri mereka.
e)
Menyesuaikan diri terhadap harapan kelompok dan tidak mencemooh tradisi sosial.
2) Hubungan dengan Orang
Tua
Menurut Steinberg (dalam Santrock, 2002: 42)
mengemukakan bahwa masa remaja awal adalah suatu periode ketika
konflik dengan orang tua meningkat melampaui tingkat masa anak-anak.
Peningkatan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu perubahan biologis
pubertas, perubahan kognitif yang meliputi peningkatan idealism dan penalaran
logis, perubahan sosial yang berfokus pada kemandirian dan identitas, perubahan
kebijaksanaan pada orang tua, dan harapan-harapan yang dilanggar oleh pihak
rang tua dan remaja.
Collins (dalam Santrock, 2002: 42)
menyimpulkan bahwa banyak orang tua melihat remaja mereka berubah dari seorang
anak yang selalu menjadi seseorang yang tidak mau menurut, melawan, dan
menantang standar-standar orang tua. Bila ini terjadi, orang tua cenderung
berusaha mengendalikan dengan keras dan member lebih banyak tekanan kepada
remaja agar mentaati standar-standar orang tua.
Dari uraian tersebut, ada baiknya jika kita
dapat mengurangi konflik yang terjadi dengan orang tua dan remaja. Berikut ada
beberapa strategi yang diberikan oleh Santrock, (2002: 24) yaitu :
1) Menetapkan
aturan-aturan dasar bagi pemecahan konflik.
2) Mencoba mencapai suatu pemahaman timbale
balik.
3) Mencoba melakukan corah pendapat
(brainstorming).
4) Mencoba bersepakat tentang satu atau
lebih pemecahan masalah.
5) Menulis kesepakatan.
6) Menetapkan waktu bagi suatu tindak
lanjut untuk melihat kemajuan yang telah dicapai.
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti
menyimpulkan bahwa karakteristik
remaja atau proses
perkembangan remaja meliputi masa transisi biologis yaitu pertumbuhan dan
perkembangan fisik. Transisi kognitif yaitu perkembangan kognitif remaja pada
lingkungan sosial dan juga proses sosioemosional dan yang terakhir adalah masa
transisi sosial yang meliputi hubungan dengan orang tua, teman sebaya, serta masyarakat
sekitar. (Haryanto:2009)
·
Tahap Perkembangan Kognitif
Piaget mengemukakan empat periode kognitif yang berkembang
pada manusia:
Periode I: Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)
Bayi
mengorganisasikan skema tindakan fisik mereka seperti menghisap, menggenggam,
dan memukul untuk menghadapi dunia yang dihadapi di depannya. Tahap pertama ini
memiliki karakteristik ketiadaan bahasa, Interaksi dengan lingkungan
bersifat sensorimotor dan mempermasalahkan keadaan disini dan sekarang.
Anak-anak pada tahap ini bersifat egosentris, segala sesuatu dilihat
berdasarkan kerangka referensi dirinya sendiri, dan dunia psikologis mereka
adalah satu-satunya dunia yang ada. Pada akhir tahap ini, anak mengembangkan
konsep object permanence.
Periode II:Tahap Praoperasional (2-7 tahun)
Anak-anak
belajar berfikir menggunakan simbol-simbol, dan pencitraan batiniah. namun
pikiran mereka masih tidak sistematis dan tidak logis. pikiran di titik ini
sangat berbeda dengan pikiran orang dewasa. Tahap praoperasional dapat dibagi
dalam dua subtahap : subtahap fungsi simbolis dan subtahap pemikiran intuitif. Subtahap Fungsi Simbolis (symbolic function subtage). Subtahap
Fungsi Simbolis (symbolic function subtage) ialah subtahap pertama pemikiran
praoperasional yang terjadi kira-kira pada usia 2 hingga 4 tahun. Pada subtahap
ini anak-anak mengembangkan kemampuan untuk membayangkan secara mental suatu
objek yang tidak ada. Kemampuan untuk berfikir secara simbolis semacam itu
disebut “fungsi simbolik” dan kemampuan itu mengambangkan secara cepat dunia
mental anak. Anak-anak kecil menggunakan disain coret-coret untuk menggambar
manusia, rumah, mobil, awan, dan lain-lain.
Subtahap Pemikiran Intuitif (intuitive thought subtage)
Subtahap
Pemikiran Intuitif adalah subtahap kedua pemikiran praoperasional yang terjadi
kira-kira antara usia 4 dan 7 tahun. Pada subtahap ini anak-anak mulai
menggunakan penalaran primitive dan ingin tahu jawaban atas semua bentuk
pertayaan. Piaget menyebut periode waktu ini sebagai “intuitif” karena
anak-anak usia muda tampaknya begitu yakin tentang pengetahuan dan pemahaman
mereka, tetapi belum begitu sadar bagaimana mereka tahu apa yang mereka ketahui
itu. Maksudnya mereka mengetahui sesuatu tetapi mengetahuinya tanpa menggunakan
pemikiran rasional. suatu contoh kemampuan penalaran anak-anak kecil ialah
kesulitan menaruh benda-benda ke dalam kategori- kategori yang tepat. Misalnya
ketika dihadapkan pada sekumpulan objek acak yang dapat dikelompokkan bersama
atas dasar dua atau lebih sifat, anak-anak praoperasional jarang dapat
menggunakan sifat ini secara konsisten untuk menyortir objek kedalam
kelompok-kelompok yang tepat.
·
Kegagalan
pada tugas konservasi cairan merupakan tanda bahwa anak-anak berada pada tahap
praoperasional perkembangan kognitif, sedangkan lulus tes ini merupakan tanda
bahwa mereka berada pada tahap operasional konkret. Di dalam pandangan Piaget
anak-anak praoperasional gagal menunjukkan tidak hanya konservasi cairan tetapi
juga konservasi jumlah, volume, bahan, panjang, dan bidang.
Periode III:Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
Anak-anak
mengembangkan kemampuan berfikir sistematis, namun hanya ketika mereka dapat
mengacu kepada objek-objek atau aktivitas konkret. Tahap ini anak mengembangkan
kemampuan untuk konservasi . Konservasi adalah memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah
benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek
atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang
seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas
lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi
cangkir lain. Anak-anak umumnya mencapai konservasi benda cair kira-kira pada
usia 7 tahun. Ketika mereka bertindak demikian, mereka sedang memasuki tahapan operasi
berfikir konkret/ operasional konkret. Pada dasarnya anak-anak mencapai
pengobservasian dengan menggunakan tiga argumen.
a)
Anak munkin berkata, “kita tidak menambah atau mengurangi apapun, jadi mestinya
jumlah cairan ini tetap sama.” Ini adalah argument identitas.
b)
Anak mungkin berkata, “gelas ini memang lebih tinggi dan yang lain lebar,
meskipun begitu jumlah cairannya tetap sama.” Ini disebut argumen kompensatif.
c)
Anak mungkin berkata, “meraka masih sama karena kita bisa menuang kembali
cairan itu ke tempatnya yang semuala” ini disebut argument inverse
(Piaget dan Inhelder, 1966, h.98).
Periode IV:Tahap
Operasional Formal (11- Dewasa tahun)
Orang
muda mengembangkan kemampuan untuk berfikir sistematis menurut rancangan yang
murni abstrak dan hipotesis. Pada tahap ini anak-anak sudah dapat menghadapi
situasi hipotetikal dan proses berpikir mereka tidak lagi tergantung pada
hal-hal yang langsung dan riil. Pemikiran anak sudah semakin logis dan canggih,
sehingga mereka dapat belajar menangani problem-problem yang ada. (Anna:2012)
2.3 Perkembangan
Kognitif Dewasa
Istilah dewasa mencerminkan suatu
sikap atau perilaku seseorang yang sudah matang. Dewasa juga berarti
bergantinya sikap seseorang yang tadinya masih remaja atau kekanak-kanakan, dan
menjadi setingkat lebih dewasa dalam mempertimbangkan segala keputusan. Dalam
artian lain seorang yang telah dewasa berarti sudah akil baligh dan mempunyai
tanggung jawab. Batasan dewasa bukan merupakan hal yang baku, kalau pada
umumnya orang dianggap dewasa jika sudah mencapai usia 19 tahun lebih atau
sudah menikah. Namun secara psikis, sifat seseorang belum tentu dewasa dengan
bertambahnya usia.
1.
Dewasa Awal
Pada masa dewasa awal individu mulai bisa mengatur pikiran operasional formal mereka. Sehingga mereka mungkin merencanakan atau membuat hipotesis tentang masalah-masalah seperti remaja. Tetapi mereka menjadi lebih sistematis ketika mendekati masalah sebagai seorang dewasa. Sementara dewasa awal lebih bisa menyusun hipotesis dari pada remaja dan menunjukan suatu pemecahan masalah dari suatu masalah.. pada dewasa banyak individu mengkonsolidasikan pemikiran operasional mereka dan banyak orang dewasa lainnya tidak berfikir dengan cara operasional formal sama sekali. “labouvievief” berpendapat bahwa orang dewasa muda memasuki pola pikiran yang pragmatis. “perry” berteori bahwa bersamaan dengan individu memasukli masa dewasa, pemikiran lebih realistic. Sedangkan ”schaie” mengajukan urutan fase-fase kongnitif di antaranya: pengambil alihan, pencapaian, tanggung jawab, eksekutif, reintegratif.
William Perry (1970) mencatat perubahan-perubahan penting tentang cara berfikir orang dewasa muda yang berbeda dengan remaja. Ia percaya bahwa remaja sering memandang dunia dalam dualisme pola polaritas mendasar seperti benar/salah, kita/mereka, atau baik/buruk. Pada waktu kaum muda mulai matang dan memasuki masa dewasa, mereka mulai menyadari perbedaan pendapat dan berbagai perspektif yang dipegang oleh orang lain, yang mengguncangkan dualistik mereka. Pemikiran dualistik mereka diganti oleh pemikiran beragam, saat itu individu mulai memahami bahwa orang semua orang dewasa tidak selalu memiliki semua jawaban. Mereka mulai memperluas wilayah pemikiran individualitik dan mulai percaya bahwa semua orang memiliki pandangan pribadi masing-masing serta setiap pendapat yang ada sebaik pendapat orang lainnya. “Schaie” berpendapat fase mencapai prestasi (achieving stage) adalah fase dimana dewasa awal yang melibatkan intelektualitas pada situasi yang memiliki konsekuensi besar dalam mencapai tujuan jangka panjang, seperti pencapaian karir dan pengetahuan.
2.
Dewasa Madya
Kita telah melihat
bahwa penurunan pada beberapa ciri fisik dewasa tengah. Orang dewasa tengah
mungkin tidak melihat dengan baik, tidak berlari denga cepat. Tapi bagaimana
dengan ciri-ciri kognitif dewasa tengah. Kita melihat bahwa kemampuan kognitif
semakin meningkat pada dewasa awal. Tetapi kita menemukan penurunan pada dewasa
tengah dan kemungkinan terjadi ketika memori jangka panjang terlibat daripada
memori jangka pendek. Daya ingatpun juga lebih mungkin turun ketika organisasi
dan pembayangan tidak di gunakan. Daya ingat juga cenderung menurun ketika
informasi yang di coba untuk di ingat adalah informasi yang di simpan baru-baru
ini atau tidak sering digunakan (Riege & Inman, 1980). Dan daya ingat juga
cenderung menurun jika diharappkan untuk mengingat (recall) daripada untuk
mengenali (recognize) (Mandler, 1980)
3.
Dewasa
Akhir
David Wechsler (1972), yang mengembangkan skala inteligensi, menyimpulkan bahwa masa dewasa dicirikan dengan penurunan intelektual, karena adanya proses penuaan yang dialami setiap orang. Sementara, John Horn (1980) berpendapat bahwa beberapa kemampuan memang menurun, sementara kemampuan lainnya tidak. Horn menyatakan bahwa kecerdasan yang mengkristal (crystallized intelligence) yaitu sekumpulan informasi dan kemampuan-kemampuan verbal yang dimiliki individu meningkat, seiring dengan peningkatan usia. Sedangkan kecerdasan yang mengalir (fluid intelligence) yaitu kemampuan seseorang untuk berpikir abstrak menurun secara pasti sejak masa dewasa madya.
Kecepatan memproses informasi secara pelan-pelan memang akan mengalami penurunan pada masa dewasa akhir, namun faktor individual differences juga berperan dalam hal ini. Nancy Denney (1986) menyatakan bahwa kebanyakan tes kemampuan mengingat dan memecahkan masalah mengukur bagaimana orang-orang dewasa lanjut melakukan aktivitas-aktivitas yang abstrak atau sederhana. Denney menemukan bahwa kecakapan untuk menyelesaikan problem-problem praktis, sebenarnya justru meningkat pada usia 40-an dan 50-an. Pada penelitian lain Denney juga menemukan bahwa individu pada usia 70-an tidak lebih buruk dalam pemecehan masalah-masalah praktis bila dibandingkan mereka yang berusia 20-an. Proses pembelajaran harus kontekstual dan membantu warga belajar melakukan refleksi dan transformasi pengalaman.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
ü Istilah “Cognitive” berasal dari
kata cognition artinya adalah pengertian, mengerti. Kognitif adalah proses yang
terjadi secara internal di dalam pusat susunan saraf pada waktu manusia sedang
berpikir (Gagne dalam Jamaris, 2006).
ü Remaja
adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak
mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan
psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir
atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.
ü
beberapa strategi yang tepat untuk mencari teman
menurut Santrock (2003: 206) yaitu :
a)
Menciptakan interaksi sosial yang baik dari mulai menanyakan nama,
usia, dan aktivitas favorit.
b)
Bersikap menyenangkan, baik dan penuh perhatian.
c) Tingkah laku yang prososial seperti
jujur, murah hati dan mau bekerja sama
d)
Menghargai diri sendiri dan orang lain.
e) Menyediakan
dukungan sosial seperti memberikan pertolongan, nasihat, duduk berdekatan,berada
dalam kelompok yang sama dan menguatkan satu sama lain dengan memberikan pujian.
DAFTAR
PUSTAKA
Rustiani.(2010).Perkembangan
Peserta Didik.Diakses 10 Oktober 2013, dari : http://rustiani-perkembanganpesertadidik.blogspot.com
Candra,Okky.(2013).Pengertian dan Perkembangan Kognitif-Psikologi:Taman Harapan dan Impian.Diakses
10 Oktober 2013, dari : http://okykidamori.blogspot.com/2013/05/pengertian-perkembangan-kognitif.html
Haryanto.(2010).Pengertian Remaja Menurut Para Ahli.Diakses
11 Oktober 2013, dari : http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/
(2012).Perkembangan
Kognitif Remaja.Diakses 11 Oktober 2013, dari: http://www.psychologymania.com/2012/11/perkembangan-kognitif-remaja.html
Haryanto.(2009).Karakteristik
Remaja .Diakses 11 Oktober 2012, dari : http://belajarpsikologi.com/karakteristik-remaja/
Anna.(2012).Tahap Perkembangan Kognitif Piaget.
Diakses 12 Oktober 2013, dari : http://anna-w--fpsi09.web.unair.ac.id/artikel_detail-59558-Psikologi%20-TAHAP%20PERKEMBANGAN%20KOGNITIF%20PIAGET.html
Dwi.(2012).Pengertian Dewasa : Defini Dewasa.Diakses
12 Oktober 2013,dari : http://dwi-jo.blogspot.com/2012/01/pengertian-dewasa-definisi-dewasa.html
Rasidi.(2012).Pembelajaran
Orang Dewasa.Diakses 13 Oktober 2013, dari : http://rasidiadhipati.blogspot.com/2012/02/pembelajaran-orang-dewasa-kemampuan.html
good(y)
BalasHapus